PIMPINAN CABANG
PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA
KABUPATEN TAKALAR
| Sebersih-Bersih Tauhid | Setinggi-Tinggi Ilmu | Sepandai-Pandai Siyasah |

Zaid Mengulas Feminisme dan Islam Dalam Kegiatan Tadarrus Islam


PATTALLASSANG, Tadarrus Islam, 23 November 2011 membahas tentang konsep feminisme dan pandangan Islam terhadap perempuan dan gerakan perempuan pada umumnya, termasuk gerakan feminisme Islam.
Sesi yang difasilitasi oleh Ustadz Zaid Ali Rauf Sulaeman, S.Pd.I, (Ketua I Pimpinan Cabang Pemuda Muslimin Indonesia Kabupaten Takalar) ini berlangsung dengan hangat. Ustadz Zaid berhasil memancing animo peserta untuk membincang masalah ini secara lebih kritis.

Peserta melakukan elaborasi mendalam terhadap sejarah gerakan perempuan yang pernah ada, mulai dari women in development, women and development, gerakan feminisme dengan berbagai variannya, sampai pada gerakan perempuan multikultural dan post-feminisme.
                                                                                                             
Tadarrus kali ini juga mencoba melacak pandangan Islam terhadap perempuan dan diperhadapkan dengan pandangan gerakan feminisme. Pembahasan bahkan masuk pada ranah wacana gender. istilah identitas gender, beban gender, dan bias gender mendapatkan porsi pembahasan yang lumayan seru.

Sebagian peserta sampai pada titik bahwa istilah bias gender menyembunyikan bias ideologi di baliknya. Bias ideologi dimaksud adalah, standar untuk mengukur bahwa sebuah beban gender itu tidak adil atau tidak, beranjak dari pertimbangan akan keterbukaan akses pada faktor-faktor produksi.

Kondisi ini, menunjukkan bahwa ada kuasa ekonomi di balik tuduhan bias gender yang dimaksud. Bila demikian, maka analisis gender ini juga tak lepas dari jejaring Kapitalis maupun Sosialis yang beranjak dari analisa ekonomi.

Bahkan bagi sebagian peserta, tuduhan bahwa struktur budaya lokal yang ada sekarang merupakan ladang subur berkembangnya pembagian beban gender yang bias adalah tuduhan yang akan merusak stabilitas sosial kultural.

Menanggapi kerisauan tersebut, Ustad Zaid selaku fasilitator diskusi mengajak peserta untuk mengintip tawaran gerakan perempuan multikultural dan post-feminisme yang dianggapnya lebih pas dengan realitas masyarakat Indonesia pada umumnya dan Takalar pada khususnya.

Mengenai tawaran model gerakan perempuan Islam, peserta masih belum menemukan model gerakan yang pas. Tapi paling tidak, pada tadarrus kali ini, peserta mencoba mengkonstruksi orientasi gerakan perempuan.

Bila gerakan perempuan pada umumnya berorientasi pada terbukanya akses terhadap faktor-faktor produksi, maka gerakan perempuan Islam selayaknya berorientasi pada terbukanya akses yang luas terhadap faktor-faktor ketakwaan.

Pembagian wilayah privat dan wilayah domestik menjadi timpang apabila orientasinya adalah faktor-faktor produksi, tapi akan kehilangan relevansi apabila yang menjadi orientasi semua identitas gender adalah akses terhadap faktor-faktor ketakwaan.
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : TurungkaNews | ArusMudaNews | Makassar Book Review | Komunitas Pena Hijau | PB PemudaMuslim | PW Sulsel
Copyright © 2017 - PC Pemuda Muslimin Indonesia Kab. Takalar - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Published by Cargam Template
Proudly powered by Blogger