Tanganku
kaku tak bisa kugerakkan
otakku
beku tak bisa berfikir
terjebak
dalam kebuntuan
kening-kening
berkerut
mulut
komat kamit tak karuan
ingin
berteriak tapi suaraku hilang
mencerna
setiap angin yang berdesir
menangkap
setiap bisikan yang mengalir
berharap
akan ada yang mampir
mataku
nanar menatap ruang-ruang yang kosong
berharap
akan ada yang bisa kutempati di dalamnya
suara
gesekan jarum jam membuatku takut
terkejar
oleh waktu
kapan
aku bisa bebas dari kungkungan yang menyiksa ini
sempit
kotor
bau
menyengat
hidung dari setiap desahan nafas yang gelisah
telingaku
pun seakan tuli tak mendengar apa-apa lagi
kakiku
lumpuh tak bisa kulangkahkan lagi
senyum
mengambng pun tak punyai makna
Ahmad Rusaidi. Pemuda
lajang ini merupakan alumni Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Makassar,
sekarang menjadi guru di SMAN 2 Polongbangkeng Utara, Takalar. Selain bergelut
di dunia pendidikan, Ahmad juga menjadi Sekretaris Umum Pimpinan Cabang Pemuda
Muslimin Indonesia Kabupaten Takalar 2013 – 2015.
Ahmad juga
mengakrabi dunia pantun dan telah menerbitkan satu kumpulan pantun yang
berjudul Yang Tersimpan (Pena Hijau Publishing, Takalar 2013), Juga kontributor
dalam Kumpulan Puisi dengan judul Dari 12 Menjadi 127 (Komunitas Boetta Ilmoe,
Bantaeng 2012) dan Kumpulan Cerpen Rindu Sepasang Purnama (LeutikaPrio,
Yogyakarta 2012).
Dapat
dihubungi melalui akun twitternya: @arusaidi83
Posting Komentar