“Bila benar ada suap
menyuap dalam pemilihan Ketua Komisi di DPRD Takalar, itu tindakan sangat
memalukan yang dilakukan oleh seorang wakil rakyat!” Tegas Ketua Umum Pimpinan
Cabang Pemuda Muslimin Indonesia Kab. Takalar, Zaid Ali, S.Pd.I., jum’at
(07/11/2014) pagi.
Masih lanjut Zaid, “Dalam kasus ini, keduanya, baik Sayyed Muhajir maupun Indar Jaya memperlihatkan tingkat moralitas yang memprihatinkan. Kasus ini harus ditindaki secara serius demi perbaikan kualitas demokrasi kita di Takalar.”
Informasi yang beredar menunjukkan bahwa Indar Jaya selaku penyuap, kecewa karena merasa dikhianati oleh Sayyed Muhajir yuang tidak mendukungnya, meskipun telah menerima sejumlah uang darinya.
“Apa anggota dewan itu tidak malu? Menuntut orang yang telah disuapnya karena merasa dikhianati, itu kan membuka aib sendiri bahwa dia seorang penyuap. Apa jadinya negeri ini kalau anggota dewan saja melakukan praktik suap-menyuap secara terang-terangan!?” Sesal Zaid.
Zaid meminta agar kasus ini tidak hanya berhenti dengan proses internal di DPRD Takalar, “Masalah ini harus diseriusi oleh partai, kalau perlu pihak kepolisian juga terlibat, agar menjadi pelajaran bersama, bahwa siapapun yang melakukan praktik suap-menyuap, tak ada yang kebal hukum.”
Hal ini
diungkapkan Zaid menanggapi beredarnya informasi bahwa Ketua DPC Partai Gerinda
Kab. Takalar yang juga legislator DPRD Takalar, Indar Jaya menyuap legislator dari
Partai NasDem, Sayyed Muhajir, agar mendapatkan dukungan untuk posisi Ketua
Komisi III di DPRD Takalar.
Masih lanjut Zaid, “Dalam kasus ini, keduanya, baik Sayyed Muhajir maupun Indar Jaya memperlihatkan tingkat moralitas yang memprihatinkan. Kasus ini harus ditindaki secara serius demi perbaikan kualitas demokrasi kita di Takalar.”
Informasi yang beredar menunjukkan bahwa Indar Jaya selaku penyuap, kecewa karena merasa dikhianati oleh Sayyed Muhajir yuang tidak mendukungnya, meskipun telah menerima sejumlah uang darinya.
“Apa anggota dewan itu tidak malu? Menuntut orang yang telah disuapnya karena merasa dikhianati, itu kan membuka aib sendiri bahwa dia seorang penyuap. Apa jadinya negeri ini kalau anggota dewan saja melakukan praktik suap-menyuap secara terang-terangan!?” Sesal Zaid.
Zaid meminta agar kasus ini tidak hanya berhenti dengan proses internal di DPRD Takalar, “Masalah ini harus diseriusi oleh partai, kalau perlu pihak kepolisian juga terlibat, agar menjadi pelajaran bersama, bahwa siapapun yang melakukan praktik suap-menyuap, tak ada yang kebal hukum.”
Posting Komentar