MAKASSAR Pemuda Muslimin Indonesia Sulawesi Selatan
menolak tegas perayaan Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang jatuh pada tanggal
14 Februari setiap tahun. Sebab, Hari Valentine dianggap tidak sesuai dengan
nilai dan ajaran Islam.
Pimpinan Wilayah Pemuda Muslimin Indonesia Provinsi
Sulawesi Selatan, Muhammad Kasman dalam pesan singkat Blackberry Massenger
(BBM) Ahad, (8/2) mengungkapkan, perayaan “Valentine Day” merupakan
gerbang menuju perbuatan seks bebas.
“Bahkan beberapa waktu terakhir kita dikagetkan dengan
adanya kejadian penjualan coklat valentine berhadiah kondom, juga pemberian diskon
oleh hotel tertentu bagi pasangan kekasih yang menginap selama Februari”
Kedua kejadian tersebut menurutnya, secara jelas
menunjukkan bahwa Hari Valentine telah menjadi ajang maksiat serta momentum
melakukan seks bebas dengan kedok kasih sayang.
Menyikapi hal ini, maka Pimpinan Wilayah Pemuda
Muslimin Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan periode 2014 – 2018 menyatakan
sikap sebagai berikut:
1. Peringatan Hari Valentine bukan merupakan ajaran
Islam, bahkan merupakan sebuah tradisi jahiliah yang bertentangan dengan Islam.
2. Menyerukan kepada seluruh kader dan Pimpinan Cabang
Pemuda Muslimin Indonesia se-Sulawesi Selatan untuk tidak terlibat dalam
perayaan Hari Valentine.
3. Mengajak seluruh elemen umat Islam se-Sulawesi
Selatan untuk tak henti-hentinya mengingatkan umat Islam agar tidak terjebak
pada tindakan maksiat.
4. Menghimbau Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kab./Kota se-Sulawesi Selatan untuk berperan aktif dalam meminimalisir ekses
negatif perayaan Hari Valentine di Wilayahnya masing-masing.
5. Meminta aparat kepolisian untuk menindak tegas
pelaku seks bebas dan bentuk maksiat lainnya yang berkedok perayaan Hari
Valentine.
6. Mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk
menciptakan suasana aman, damai dan tentram di daerah ini.
Posting Komentar